DIANTARA 2 PILIHAN

Pengennya nyemplung aza....
Hari itu aku mengenalnya , saat kami pergi bersama tema2 untuk mengahadiri sebuah pesta pernikahan. Tanpa ada rasa keterpaksaan sedikitpun. Dan aku belum tau siapa atau bagaimana orangnya tapi yang jelas aku menilai dia sama seperti teman yang lain. Kami ngobrol seperti biasa teman yang baru kenal, bertanya siapa nama, alamat dan pekerjaan. Aku pikir perkenalan kami hanya sampai disitu, ntah kapan bisa bertemu lagi, atau mungkin nanti jika teman2 yang lain mgajak kongkow bareng.
Tiada sedikitpun niat ku dalam hati untuk mengenalnya lebih jauh. Aku memikirkannya hanya sepintas lalu. Hanya obrolan teman2 yang aku rasa terlalu berlebihan, menganggap ada yang aneh diantara kami. Hari kian berlalu, tiada cerita lagi antara aku dan dia. Kubiarkan cerita itu berjalan sendiri tanpa aku perankan. Hingga tiba pada hari yang direncanakan teman2 untuk menjenguk salah satu kawan ku yang sakit. Mereka ingin mengajak dia, tapi aku tak masalah karena dia juga salah satu dari kami yaitu teman.
Datang seorang kawan memberikan nomor ponselya, tanpa ragu aku menghubunginya dan bertanya apa dia bersedia ikut. Tanggapannya datar dan tidak menjanjikan. Aku tertantang karena teman2 mengharapkan keikutsertaanya, semua dikarenakan untuk memperkecil pengeluaran agar bisa dibagi rata. Maka aku bilang jika aku benar2 mengharapkan keikutsertaannya. Dan malam ini diajak kompromi.
Tanpa kusangka dia setuju, dan meminta agar aku menjemputnya karena ada halangan dimana dia gak bisa datang sendiri. Aku tak menolak, sehingga menyanggupi permintaannya.
Malam, waktu menunjukkan pukul 19.30, aku harus mengantar adik sebentar, sehingga waktu molor. Saat yang diajanjikan, aku datang ketempat yang telah disepakati dimana dia menunggu jemputanku. Tapi,Apa yang ada hanya jembatan kosong yang sepi dan sangat menyeramkan bagiku. Aku berusaha menghubunginya tapi gagal…..
” baru mau jadi teman,,sudah kayak gini ” pikirku kesal.
Aku melihat jam tanganku 20.15 aku semakin ketakutan akan suasana nya, ku putar kendaraan ku dan mengelilingi kompleks, berharap kalau dia akan segera muncul dan berkata maaf aku terlambat…
Tapi, waktu kian berputar tak jua dia tampak. Aku semakin kesal karena aku hanya punya batas waktu sampai jam 21.30 setelah itu aku sudah harus berada dirumah. Tanpa menunggu lama, aku putar arah balik, aku kesal dan berkata2, kenapa aku begitu polos dan lugu. Dia baru kukenal tapi aku sangat responsif, apa yang aku pikir tentangya? Ntah lah….aku mau pulang dan tidur gertak ku dalam hati.
Dear,,kenapa aku tak pernah habis kata maaf ?? aku kadang heran pada diriku sendiri. Karena malam itu dia minta maaf dan menceritakan alasan kenapa dia berbuat seperti itu. Tak ada titik kecurigaan dalam pikiran ku, dan aku menerima perlakuannya dengan lapang dada. Setelah itu aku anggap kembali seperti biasa.
Hari pun berganti, kami menjadi teman layaknya seperti yang lain. Tak ada rasa aneh, dan tak ada kecurigaan. Satu dan lainnya tetap pada jalur yang wajar. Tapi aku memiliki masalah tentang hati karena seorang teman menyatakan perasaannya pada ku, diwaktu yang hampir sama disaat aku baru mengenal oi.
Fatur, namanya. Aku tak mempunyai rasa lebih daripada sebuah persahabatan. Fatur mencurigai kalau aku menyukai oi. Aku tak mengerti bagaimana perasaan ku terhadap oi. Sehingga ku bilang pada fatur kalau aku memang tidak mempunyai rasa apapun pada oi, selain pertemanan biasa sama seperti rasa ku terhadap fatur. Aku tak bisa menjadikan fatur sebagai pacar, karena aku tak lagi bisa percaya akan cinta, rasa kecewa itu telah menjalar hingga menggerogoti hatiku, saat ini aku hanya mnginginkan cinta Allah.SWT dan fokus pada peribadatan ku. Tapi aku tak juga menampik jika suatu saat aku jatuh cinta pada seseorang, tentunya orang itu benar2 memiliki aura yang luar biasa, sehingga bisa membuat aku mencintai dan mengaguminya.
Mendengar jawabanku, fatur tak bisa berbuat banyak. Dia hanya ingin aku mempertimbangkan keputusanku. Jujur aku hanya menginginkan sebuah pernikahan. Aku tau fatur belum siap menuju ke arah tsb, sehingga biarlah berteman saja. Aku rasa oi pun demikian.
Hampir tiap malam aku bersujud kehadapan illahi, meminta petunjukNYA, apa yang harus kulakukan, dan siapa gerangan yang menjadi pilihan hati ku melalui cintaNYA. Didalam perenungan malam, aku tak sadar air mata terus mengalir. Aku merasa berdosa, jika keputusan itu menyakiti orang lain. Dan aku sadar Allah sedang menguji imanku.
” ya..allah. inikah jawaban Mu atas doaku selama ini? Memberikan aku dua pilihan yang sama2 aku tak tau bagaimana orang tsb. Aku tak mungkin menyelami dua hati dalam waktu yang bersamaan hanya untuk kepentingan ku.”
” aku takut menyakiti hati orang2 yag telah aku sayangi sebagai teman. Bantu aku ya robb, bantu aku dengan pertimbangan dan penilaianMU, untuk menemukan jalan terbaik,dan memilih siapa gerangan yang terbaik untuk ku”
Lama aku terdiam dan merenung. Tak putus2 asma allah selalu ku sebut hingga aku tertidur. Hari kian hari semua itu kulakukan, hingga aku putuskan untuk mengenal kepribadian oi..setidaknya aku bisa menjadi temannya. Dan sangat hati-hati, bukankah tidak menyalahi aturan, pikirku.
Aku ajukan sebuah pertanyaan hanya untuk menguji keseriusan nya tentang arti sebuah hubungan. Jujur aku terkesima, dan tak pernah menyangka akan mendapatkan jawaban seperti itu. Oi, sangat serius menanggapi semua pertanyaanku membuat aku terikut dalam emosi. Ternyata latar belakang oi dan aku mempunyai suatu kemiripin. Sama2 pernah merasakan kecewa yang mendalam, sehingga membuat ruang luka yang sangat terjal. Bedanya aku sudah mengikhlaskan semua yang pernah terjadi, sehingga aku tak menyimpan rasa dendam dan benci pada orang yang telah mengecewakan ku. Sedangkan oi,,aku tak tahu.
Belum sempat aku bertanya sebab akibat kenapa oi kecewa,,,terlanjur oi tersinggung akan pertanyaan ku. Demi allah ya tuhan, aku tak mengerti apa yang membuat dia marah ???
Apa karena perkataan ku yang tak aku sadari membuatnya merasa terpojokkan ?? aku benar2 merasa bersalah, dan berusaha meminta maaf padanya. Aku sadar manusia itu tidak ada yang sempurna, tempat bernaungnya salah dan khilaf. Berkali2 aku minta maaf padanya, namun tanggapannya dingin dan berusaha menghindar dariku….
”oghhhhh,,,oi…..aku bingung harus bagaimana?? Tak dapatkah kita menjadi teman seperti dulu lagi? ”gumamku.
Aku benar2 diliputi rasa bersalah yang berkepanjangan. Aku merindukan canda tawa kami, kepada siapa aku harus meminta pertolongan, agar aku bisa berbicara langsung padanya. Walaupun aku tau oi pasti sibuk, tapi mustahil tidak ada waktu untuk sms dan bertanya apa kabarku??
Diwaktu yang tak berapa lama aku mencoba bertanya melalui sms, apa dia marah? Jawaban nya hanya ”biasa aja!! ” just it. Aku seperti kehilangan semangat hidupku, selalu diliputi perasaan bersalah, hingga tidurku tak tenang. Aku berharap oi benar2 memaafkan ku, walaupun kami tak lagi bisa berteman seperti dulu aku gak masalah dan ikhlas.
Yang penting dia mau bilang kalau ::
”dia gak marah, dan melupakan semua kejadian itu seperti apa yang aku lakukan”
mungkin dengan mendengar pengakuan seperti itu, maka aku baru bisa tenang.
Dalam setiap doa malamku, aku hanya berharap semoga Allah membukakan pintu hati oi, untuk menerima kata maaf ku, sehingga aku terlepas dari perasaan bersalah. Aku hanya ingin menjadi temannya, dan tak bermaksud menyakiti hatinya.
”Andai saja oi mau berbicara padaku, pasti masalah ini akan segera selesai.”
Sementara itu, dikesempatan yang lain, aku juga sudah bilang pada fatur kalau aku tidak memilih siapa2. mungkin itu lebih baik untuk aku dan juga mereka berdua. Alhamdulillah fatur bisa menerima keputusan ku dengan hati yang ikhlas, walaupun dia berkata dia masih menantiku. Tapi tak ada sedikitpun dia tunjukan sifat memaksa. Semoga fatur mengerti dengan perasaan ku.
Aku yakin allah mempunyai rencana atas semua ini. Semoga allah mengampuni kesalahanku dan meridhoi keputusan ku. Juga memberikan aku ganti yang lebih baik atas izinNYA. Jika salah satu dari mereka adalah jodoh ku, maka insya allah akan di pertemukan dengan ridhoNYA.
Aku ikhlas kan semua ini hanya untuk meraih keridhoanNYA…..

Tinggalkan komentar